Hemofilia berasal dari
bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah
dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu
penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada
saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang
penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses
pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak
orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses
pembekuan darahnya.
Penderita hemofilia
kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar
jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika
penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian,
seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita
hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ
tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Hemofilia A dan B
Hemofilia terbagi atas
dua jenis, yaitu :
Hemofilia A; yang
dikenal juga dengan nama :
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah.
- Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemofilia B; yang
dikenal juga dengan nama :
- Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada
- Hemofilia kekurangan Faktor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemofilia A dan B
tersebut diwarisi dalam pola genetik resesif yang terkait dengan kromosom X dan
karena itu hemophilia jauh lebih umum terjadi pada laki-laki. Pola pewarisan
ini berarti bahwa gen tertentu pada kromosom X mengekspresikan dirinya hanya
ketika tidak ada gen normal yang hadir. Hemofilia merupakan penyakit genetik
yang paling umum yang berkaitan dengan kromosom X.
Meskipun lebih jarang,
perempuan dapat juga menderita hemofilia, tapi dia harus memiliki gen yang
cacat pada kedua kromosom X-nya atau memiliki satu gen hemofilia ditambah
salinan yang hilang atau rusak dari kromosom X kedua yang seharusnya membawa
gen yang normal. Jika seorang gadis memiliki satu salinan dari gen yang cacat
pada salah satu kromosom X dan satu kromosom X kedua yang normal, dia tidak
memiliki hemofilia tetapi dikatakan heterozigot untuk hemofilia (carrier). Anak
laki-lakinya memiliki kesempatan 50% untuk mewarisi satu gen bermutasi X dan
dengan demikian memiliki kesempatan 50% untuk mewarisi hemofilia dari ibunya.
Hemofilia A terjadi pada
sekitar 1 dari setiap 5000 kelahiran hidup bayi laki-laki. Hemoplilia A dan B
terjadi pada semua kelompok ras. Hemofilia A terjadi sekitar empat kali lebih
umum daripada hemophilia jenis B. Hemofilia B terjadi pada sekitar 1 dari
20.000 - 34.000 kelahiran laki-laki hidup.
Hemofilia telah disebut penyakit
bangsawan, karena Ratu Victoria, Ratu
Inggris 1837-1901, merupakan seorang carrier hemofilia. Putri-putrinya membawa
gen bermutasi pada anggota keluarga kerajaan Jerman, Spanyol, dan Rusia. Alexandra, cucu Ratu Victoria, yang menjadi Tsarina Rusia di awal abad ke-20 ketika
ia menikah Tsar Nicholas II, juga
menjadi seorang carrier dari hemofilia. Anak mereka, yaitu Tsarevich Alexei, menderita hemofilia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar