Perencanaan Kesehatan
Manajemen kesehatan adalah suatu
kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
non-kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.
Dengan kata lain manajemen
kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan
kesehatan sehingga menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem
pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh,
terpadu dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling menghubungkan
dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau
mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem pelayanan kesehatan
adalah sturktur atau gabungan dari suatu sub sistem dalam suatu unit
atau dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan
masyarakat baik preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Sistem
pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmas, Rumah sakit,
Balkesmas, dan unit-unit atau organisasi lain yang mengupayakan
peningkatan kesehatan.
Perencanaan merupakan kegiatan
inti manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan
oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para
pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka
secara berhasil guna dan berdaya guna. Di bidang kesehatan, proses
perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah
(problem solving).
Perencanaan menjadi keterampilan
yang utama dalam manajemen modern. Tetapi banyak kemudian orang
frustrasi dengan perencanaan karena kegiatan yang sudah direncanakan
gagal dilaksanakan karena dana dan sumber lain tidak tersedia dan tidak
cukup orang yang termotivasi untuk pelaksanaan. Dalam konteks Indonesia,
setiap orang yang terlibat dalam perencanaan seperti diberi harapan
bahwa kegiatan mereka akan dibiayai. Tetapi kemudian kenyataannya biaya
tidak cukup dan pelaksanaan kegiatan yang direncanakan tetap sebagai
rencana.
Perencanaan merupakan suatu
fungsi penganalisaan tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu
menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu
organisasi adalah suatu proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah
berhenti, karena organisasi akan terus menghasilkan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh unit-unit pelaksanaan.
Perencanaan kegiatan yang
dianggap efektif untuk memecahkan masalah sendiri bisa tidak masalah.
Yang bermasalah adalah ketika kegiatan dana itu tidak disetujui atau
birokrasi tidak mampu melaksanakan rencana. Untuk bisa melihat hal itu,
kita bisa memahami perencanaan dari kacamata lingkungan pendukungnya.
Lingkungan disini mencakup birokrasi perencanaan, pelaksanaan kegiatan,
ketersediaan dana, dan komitmen politik. Yang masalah bagi kita adalah
bahwa kita berada dilingkungan yang buruk. Baik atau buruk perencanaan
kita menjadi tidak ada artinya. Situasi yang ideal adalah perbaikan
dalam perencanaan dan perbikan dalam lingkungan perencanaan. Jadi kita
tidak perlu kecewa jika kita menyadari posisi kita dalam lingkungan yang
lebih besar.
Yang penting lagi adalah
perencanaan juga menjadi basis kegiatan bersama dari seluruh unsur
masyarakat. Kerena program kesehatan menggunakan dana publik, maka
perencanaan menjadi syarat agar dana program dapat disetujui dulu.
Karena setiap program memerlukan persetujuan dari bupati dan kemudian
dimintakan lagi ke DPRD, maka perencanaan menjadi semacam bentuk cara
menjustifikasi pengeluaran dana publik sebelum kegiatan betul-betul
dilaksanakan. Kepastian dana yang tersedia untuk program kesehatan.
Perencanaan adalah alat untuk menolong kita memiliki kepastian dalam
langkah-langkah kegiatan, besar sumber dan kapan dana tersedia.
Kegagalan pelaksanaan tidak
harus membuat kita melupakan perencanaan. Perencanaan adalah wajib
karena program-program itu menyangkut kegiatan-kegiatan yang kompleks
dengan banyak orang yang terlibat. Perencanaan merupakan
kegiatan-kegiatan yang disiapkan agar pada waktu program dilaksanakan,
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sudah tersedia dan kegiatan-kegiatan
dari pihak-pihak yang saling tergantung satu sama lain dapat
terlaksana. Perencana mengelola timing sumber-sumber program harus
tersedia. Perencanaan menjadi sangat penting karena ia terkait dengan
dana yang diperlukan untuk membeli alat, mengontrak atau membuat tenaga
kerja tersedia, dan kontrak-kontrak dengan pihak lain yang terlibat
dalam kegiatan.
Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa perencanaan berperan dalam suatu proses yang
menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan kesehatan yang di
maksud adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan
yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
langkah-langkah praktisuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
Perencanaan akan menjadi efektif
jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta.
Fakta-fakta diungkapkan dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencnaan juga merupakan proses pemilihan alternatif
tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan
juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa yang
akan datang yaitu suatu tindakan yang akan di proyeksikan di masa yang
akan datang. Salah satu tugas manajer yang paling penting adalah
menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan
analisis situasi diluar (eksternal)dan didalam (internal) organisasi.
Macam –macam perencanaan
1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
- Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
- Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
- Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
2. Dilihat dari tingkatannya
- Rencana induk (masterplan), lebih menitik beratkan uraian kebijakan organisasi.
- Rencana operasional (opertional planning), lebih menitik beratkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.
- Rencana harian (day to day planning), adalah rencana harian yang bersifat umum.
3. Ditinjau dari ruang lingkupnya
- Rencana strategi (strategic planning), beriikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk dirubah.
- Rencana taktis (tactical planning), rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
- Rencana menyeluruh (comprehensive planning), rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
- Rencana terintegrasi (intergrated planning), rencana yang mengandung uraian, yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.
Ciri-ciri suatu perencanaan kesehatan
1. Bagian dari sistem administrasi.
2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.
3. Berorientasi pada masa depan.
4. Mampu menyelesaikan masalah.
5. Mempunyai tujuan.
6. Bersifat mampu kelola.
Manfaat sebuah perencanaan
Ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika
organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui :
1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan
5. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
- Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas orgnisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
- Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif
- Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan berbagai standar.
- Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
- Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta dimasa yang akan datang dengan tepat.
- Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis dari pimpinan dan staf karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan perubahan harus ditunda ampai tahap perencanaan berikutnya.
- Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf.
Langkah-langkah perencanaan kesehatan
1. Analisis situasi
Langkah
analisis situasi dimulai dengan menganalisis data laporan yang telah
dimiliki oleh organisasi (data primer) atau mengkaji laporan lembaga
lain (data sekunder) yang datanya dibutuhkan, observasi dan wawancara.
Langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan jenis data atau
fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dijadikan dasar
penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan terdiri dari:
a. Data tentang penyakit dan kejadian sakit (diseases and illnesess).
b. Data kependudukan.
c. Data potensi organisasi kesehatan.
d. Keadaan lingkungan dan geografi.
e. Data sarana dan prasarana.
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengn cara:
- Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung kelapangan.
- Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan informal masyarakat setempat.
- Membahas program kesehatan masyarakat dilapangan bersama petugas lapangan kesehatan, petugas sektor lain, atau bersama dukun bersalin yang ada diwilayah kerja puekesmas.
- Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat0pusat pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
- Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan, laporan khusus, hasil survei, petunjuk pelaksanaan (jutlak) program kesehatan, dan laporan tahunan
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
3. Menetapkan prioritas masalah
Kegiatan
identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah kesehatan yang
menunggu untuk ditangani. Karena keterbatasan sumber daya baik biaya,
tenaga dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat
dipecahkansekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus
dipilih masalah yang mana yang ‘feasible’ untuk dipecahkan. Proses
pemilihan prioritas masalah dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
a. Melalui teknik skoring, yakni
memberikan nilai (scor) terhadp masalah tersebut dengan menggunakan
ukuran (parameter) antara lain:
- Prevelensi penyakit (prevelence) atau besarnya masalah.
- Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
- Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of umeet need).
- Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
- Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility).
- Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (reseources availability).
Masing-masing
ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila
masalahnya besar diberi 5 paling tinggi, dan bila sangat kecil diberi
nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang
mempunyai nilai tertinggi (terbesar) adalah yang di prioritaskan,
masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua dan selanjutnya.
b. Melalui teknik non skoring
Dengan
menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh
sebab itu, juga disebut nominal group technique (NGT). Ada dua NGT,
yakni:
- Delphi technique: yaitu masala-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
- Delbeg technique: menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui dikusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dulu, sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
4. Menentukan tujuan
Menentukan
tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan
tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan tersebut. Semakin jelas
rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah menentukan tujuan.
Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secar kongkret dan dapat
diukur.
Perumusan
sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat SMART:
spesific (jelas sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana),
measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan
strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan
sebagainya), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan
kapasitas organisasi yang ada), time bound (sumber daya dapat
dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan
program seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
- Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
- Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
- Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi dicapai pada akhir kegiatan program (dead line).
- Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai tujuan.
- Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang telah dan akan mungkin terjadi dimsa depan sebaiknya dikaji terlebih dahulu.
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarkinya adalah sebagai berikut:
- Goal (tujuan umum): bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak terpengaruh oleh perubahan situasi.
- Tujuan kebijaksanaan: merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya belum ada. Tujuan ini sudah bersifat spesifik karena bersifat sektoral dan ditujukan untuk masyarakat di desa.
- Tujuan program: target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak khusus yang dapat diukur jika tujuan program tercapai.
- Tujuan pelayanan: tujuan ini sudah memiliki kejelasan atau spesialisasi jenis dan tingkat pelayanan yang perlu dilaksanakan.
- Tujuan sumber: tujuan di sini memerlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber daya tertentu) untuk mencapai tujuan pelayanan.
- Tujuan implementasi: tujuan di sini menjelaskan produk spesifik yang ingin di capai dan juga dapat di ukur.
Pada umumnya tujuan dibagi menjadi dua, yakni:
- Tujuan umum : suatu tujuan bersifat umum, dan masih dapat di jabarkan ke dalam tujuan-tujua khusus, dan umumnya masih abstrak.
- Tujuan khusus : tujuan-tujuan yng di jabarkan dari tujuan umum.
5. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Jenis hambatan atau kelemahan dapat di kategorikan ke dalam:
a. Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
- Motivasi kerja staf rendah.
- Pengetahuan dan keterampilan kurang.
- Arus informasi tentang pelaksaaan program lamban.
- Peralatan belum tersedia.
- Laporan kegiatan tidak di manfaatkan untuk menyusun rencana kegiatan.
- Jumlah dana operasional kurang.
- Waktu yang tersedia tidak digunakan untuk menyuun rencana kerja.
b. Hambatan yang terjadi pada lingkungan
- Hambatan geografi (jalan rusak).
- Iklim atau musim hujan.
- Tingkat penddikan masyarakat rendah.
- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif.
- Prilaku masyarakat yang kurang partisipatif.
6. Menyusun rencana kegiatan
Rencana
kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya
kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok, yakni:
- Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang di lakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan. Misalnya: perizinan, rapat koordinasi.
- Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan.
- Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
Langkah-langkah sebelum menetapkan rencana kegiatan:
a. Alasan utama disusun rencana kegiatan.
b. Tujuan yang ingin dicapai.
c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya).
d. Pelaksana dan sasarannya (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatan).
e. Sumber daya pendukung.
f. Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan).
g. Waktu pelaksanaan (kapan kegiatan akan dikerjakan).
7. Menetapkan sasaran (target group).
Sasaran
(target group) adalah kelopmpok mayarakat tertentu yang akan digarap
oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran progrm kesehatan
biasanya dibagi dua, yakni:
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program.
b.
Sasaran tidak langsung, yakni kelompok yang menjadi sasaran antara
program tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
8. Menyusun jadwal pelaksanaan
Waktu
yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis
perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam
rangka mencapai tujuan.
9. Organisasi dan staf
Dalam
bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf
yang akan melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Dismping itu juga
diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana
tersebut.
10. Rencana anggaran
Adalah
uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan,
mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana
biaya ini dikelompokan menjadi:
a. Biaya personalia
b. Biaya operasianal
c. Biaya sarana dan fasilitas
d. Biaya penilaian
11. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
12. Evaluasi
Rencana
evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk
menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah
dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar