FUNGSI WAYANG SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
Wayang adalah seni dekoratif yang merupakan ekspresi kebudayaan
nasional. Disamping merupakan ekspresi kebudayaan nasional juga
merupakan media pendidikan, media informasi, dan media hiburan.
Wayang merupakan media pendidikan, karena ditinjau dari segi isinya,
banyak memberikan ajaran-ajaran kepada manusia. Baik manusia sebagai
individu atau manusia sebagai anggota masyarakat. Jadi wayang dalam
media pendidikan terutama pendidikan budi pekerti, besar sekali gunanya.
Oleh karena itu wayang perlu dilestarikan, dikembangkan, lebih-lebih
wayang kulit Purwa.
Wayang menjadi media informasi, karena dari segi penampilannya,
sangat komunikatif didalam masyarakat. Dapat dipakai untuk memahami
sesuatu tradisi, dapat dipakau sebagai alat untuk mengadakan pendekatan
kepada masyarakat, memberikan informasi mengenai masalah-masalah
kehidupan dan segala seluk-beluknya.
Wayang sebagai media hiburan, karena wayang dipakai sebagai
pertunjukan didalam berbagai macam keperluan sebagai hiburan. Selain
dihibut para peminat dibudayakan dan diperkaya secara sepiritual.
Jelas wayang dapat dipakai sebagai sarana pendidikan terutama
pendidikan mental, karena didalamnya banyak tersirat unsur-unsur
pendidikan mental dan watak.
Untuk membangung manusia seutuhnya, pembangunan mental adalah penting
sekali. Oleh karena itu pengenalan nilai wayang, terutama wayang kulit
Purwa yang banyak orang mengatakan bahwa wayang adalah kesenian klasik
yang adi luhung, perlu digalakan.
Lebih-lebih disekolah-sekolah sebagai pusat kebudayaan dan tempat pumpunan generasi muda yang menadi generasi penerus bangsa perlu dikenalkan, diserapkan, dan ditanamkan.
Unsur-unsur pendidikan dalam wayang kulit mengenai hal-hal seperti; masalah keadilan, kebenaran, kesehatan, kejujuran, kepahlawanan, kesusilan, psykhologi, filsafat, dan berbagai problema watak manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan.
Lebih-lebih disekolah-sekolah sebagai pusat kebudayaan dan tempat pumpunan generasi muda yang menadi generasi penerus bangsa perlu dikenalkan, diserapkan, dan ditanamkan.
Unsur-unsur pendidikan dalam wayang kulit mengenai hal-hal seperti; masalah keadilan, kebenaran, kesehatan, kejujuran, kepahlawanan, kesusilan, psykhologi, filsafat, dan berbagai problema watak manusiawi yang sukar diungkapkan atau dipecahkan.
Media pendidikan dalam wayang kukit Purwa tidak hanay terdapat pada
ceita-ceritanya, cara pentas atau pakelirannya, instruemen dan seni
pedalangannya, tetapi juga pada perwujudan gambar wayang itu
masing-masing. Wayang-wayang itu adalah gambaran watak manusia.
Digambarkan tidak kurang dari 200 watak manusia pada kurang lebih 200
macam gambar wayang kulit Purwa.
Sebagian besar dasar watak banyak dilukiskan pada wujud raut muka
yaitu pada posisi bentuk dan warnanya. Ada juga yang dilukiskan pada
posisi ukuran tubuh dan bentuk tubuhnya.
Perwujudan raut muka yang mengekspresikan watak terdapat pada bentuk-bentuk mata, hidung, mulut, warna roman muka, begitu juga pada posisi sikap wajah; yaitu luruh, longok, dan langaknya.
Sikap menunduk (luruh), melihat kedepan (longok), dan agak menengadah (langak), menggambarkab watak yang berbeda. Begitu juga wajah yang berwarna hitam, merah, putih, biru pada raut mukanya.
Perwujudan raut muka yang mengekspresikan watak terdapat pada bentuk-bentuk mata, hidung, mulut, warna roman muka, begitu juga pada posisi sikap wajah; yaitu luruh, longok, dan langaknya.
Sikap menunduk (luruh), melihat kedepan (longok), dan agak menengadah (langak), menggambarkab watak yang berbeda. Begitu juga wajah yang berwarna hitam, merah, putih, biru pada raut mukanya.
Sumber:
https://sarwasarwibudaya.wordpress.com/2013/09/15/fungsi-wayang-dan-wayang-sebagai-sarana-pendidika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar