Kamis, 28 November 2013

Tulisan Senjata Sniper

1.REMINGTON 700
     Inilah salah satu senapan sniper terbaik di dunia. Dikembangkan dari keberhasilan Winchester 70, Remington 700 belakangan di pilih lagi saat AS butuh sniper baru, M24 Remington mengembangkan model 700 sejak 1962, ketika Winchester menolak permintaan Marinir AS untuk penggantian Laras. Charlos Hatchock termasuk pengguna model 700. Foto di atas adalah Winchester 70.






Nama : Remington 700
Kaliber :7,62 x 51 mm
Sistem : Bolt Action
Berat : 4,08 kg kosong tanpa telescope
Panjang : 1,662 mm
Laras : 660 mm
Pengguna : Marinir

2.GALIL GALATZ/99 R
     Ide dasarnya tak lain senapan serbu AB Israel Galil AR. Lewat proses publikasi lahirlah Galil Galatz. Tak sukses pendahulunya galatz konon punya akurasi rada payah. Selain itu, ongkos produksinya juga mahal. Meski sempat di produksi banyak, IMI terpaksa merilis versi lanjutnya Galil 99r sistem otomatis.

Nama : Galil 99R
Kaliber : 7,62 mm
Panjang : 111,5 cm
Laras : -
Berat : 6,4 kg
Sistem : Semi outo
Magasen : 20
Pengguna : Kostrad


3.SPR-1
     SPR alias Senjata Penembak Runduk buatan PT. Pindad Indonesia ini sudah menjadi standar TNI. Secara keseluruhan, semua persyaratan sudah dimiliki. Mulai dari laras yang panjang, teleskop dan bipod yang ampuh membidik target dengan jaminan akurasi dan stabilitas tinggi. Hanya sayang, body masih menggunakan kayu.

Nama : SPR-1
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : Bolt Action
Alat bidik : teleskop
Pengguna : TNI


4.SIG SHR 970 
      Baik varian STR maupun SHR 970, sama-sama dikembangkan dari SHR (Swiss Hunting Rifle) oleh pabrik SIGarms, Swiss. SHR merupakan lightweight Tacicla Rifle, sementara STR Long Range Rifle. Kelebihan SIG 970 adalah kemudahan mengganti laras dan Kaliber. SIG SHR 970 Tactical Rifle Kaliber 7,62mm x 51 mm


Nama : SIG LTR 970
Kaliber : 7,62mm NATO (.308 WIN) atau 300 Win Magnum
Sistem : Bolt Action, rotating bolt
Laras : 690 mm
Berat : 4,43 kg kosong tanpa scope
Panjang : 1.143 mm
Pengguna : Den Bravo 90



5.HECATE II
         Tak Banyak satuan TNI memiliki sniper berat sekelas FNH/PGM Ultima Ratio Hacate II. Mengusung kaliber 12,7 mm dan bobot yang berat, pastilah akurasinya bagus. Mungkin karena spesialisasi teror pesawat terbang, bravo 90 memilih Hacate II yang pelurunya anti material.



Kaliber : 50 BMG (12,7 x 99m)
Sistem : Bolt Action
Laras : 700 mm
Berat : 13,8 Kg
Panjang : 1.380 mm
Magasen : 7 Peluru
Pengguna : Den Bravo 90

6.SIG SAUER SSG 3000 
        SSG 300 dibuat oleh SIG Arms, Swiss dan J.P Sauer Jerman. SSG 3000 dikembangkan dari senapan target sauer200STR. Masih menganut sistem Bolt Action, hanya saja anak pelurunya sudah pake rumah alias magasin


Nama : SIG Sauer SSG 3000
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Panjang : 1.180 mm
Laras : 610 mm
Weight : 6,2 kg
Magasin : 5
Pengguna : Den Bravo 90, marinir


7.BRNO CZ550
Jujur saja, sniper satu ini masih berteknologi lawas. Senjata ini berasal dari Republik Chechnya dan pernah terihat di Markas Kepala Negara , Paspamres. Cz550 merupakan versi modern dari modal 70 dan mauser 98


Nama : Brno cz 550
Kaliber : 7,62 mm
Sistem : bolt Action
Pengguna : Paspamres

dan masih banyak lagi senjata mematikan ini

Tulisan Resep Rendang

Resep rendang daging sapi khas Padang. Jika Anda orang Indonesia, pastinya telah sangat mengenal produk khas yang satu ini, rendang Padang. Sesuai dengan namanya, masakan yang bahan utamanya daging sapi ini merupakan resep yang berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. Selain tenar di negeri sendiri, resep masakan Indonesia ini juga telah diakui oleh dunia sebagai salah satu dari 10 masakan yang terlezat di dunia. Sebuah prestasi yang sungguh membanggakan bukan?.
Nah, bagi Anda yang gemar sekali dengan masakan ini dan ingin mencoba bagaimana cara membuatnya, maka pada kesempatan kali ini tabloid kuliner Nusantara akan memberikan tips serta informasi seputar cara membuat rendang daging sapi khas Padang yang terkenal pedas dan gurih. Cara pembuatan rendang ini bisa dikatakan tidaklah terlalu sulit, hanya saja memang proses pengerjaannya cukup memakan waktu karena berbahan daging yang pematangannya sedikit lebih lama.

Resep rendang daging sapi khas Padang - www.tabloidkuliner.com
Resep rendang daging sapi khas Padang
Adapun bahan utama untuk membuat rendang Padang adalah sebagai berikut:
Persiapkan daging khas sapi yang telah dicuci bersih sebanyak kurang lebih 2 kilogram.
Kemudian persiapkan santan sebanyak kurang lebih 1 liter (santan perasan kental) dan 1 liter santan yang telah dicampur air.

Sedangkan bumbu-bumbu yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
3 helai daun kunyit segar kemudian di ikat menjadi satu dalam bentuk simpul
4 helai daun jeruk purut sebagai sebagai peluntur bau amis daging
3 batang sereh yang telah dimemarkan
1 ruas asam asam gelugur atau kandis

Dan untuk bahan-bahan yang dihaluskan adalah sebagai berikut:
3 cm laos atau lengkuas
3 cm kunyit yang dibakar dan dibersihkan kulitnya
2 cm jahe yang dibakar dan dibersihkan kulitnya
150 gram cabe merah besar (lombok) atau sesuai selera
150 gram cabe merah keriting atau sesuai selera
15 siung bawang merah
6 siung bawang putih
5 butir kemiri
1/2 sendok makan ketumbar
1 sendok teh jinten yang masak tanpa minyak (sangrai)
1 sendok teh bubuk pala
2 sendok teh garam

Proses pengolahan rendang Padang:
  • Masukan secara perlahan santan cair ke dalam wajan dan campurkan bersama daun kunyit, asam, serai dan semua bumbu yang telah dihaluskan. Kemudian ratakan secara perlahan-lahan dengan cara diaduk-aduk.
  • Masak santan tersebut dengan api sedang sambil terus diaduk agar santan tidak sampai menempel pada bagian pinggir wajan (tidak pecah). Aduk adonan tersebut hingga merata selama kurang lebih 30 menit kemudian masukkan potongan daging sapi yang telah dibersihkan secara perlahan dan merata.
  • Terus aduk daging sapi tersebut dengan api sedang hingga santan mengeluarkan minyak dan daging sapinya matang luar dan dalam.
  • Angkat lalu sajikan dengan menggunakan piring berukuran besar.
Tips sederhana yang bisa Anda lakukan saat memasak rendang:
  • Gunakanlah santan murni hasil dari kelapa yang diperas, bukan dari santan instan karena santan sangat berpengaruh terhadap hasil masakan sebab minyak hasil dari santan yang mengering akan mempengaruhi rasa gurih serta kenikmatan khas rendang.
  • Selalu menggunakan daging yang fresh. Dan jangan memotongnya searah dengan urat daging karena daging akan sulit empuk. Potonglah daging dengan bentuk persegi yang melintang atau bersebrangan dengan arah urat. Agar daging tak mudah hancur, maka Anda bisa memotongnya dengan ukuran yang agak besar.
  • Agar daging tidak rentan hancur, Anda bisa mengangkat daging setelah matang dan memisahkan dengan bumbunya. Setelah bumbunya terasa telah agak mengering, maka Anda bisa mencampurnya kembali.

Rabu, 27 November 2013

30.Evolusi Teori Manajemen

Evolusi Teori Manajemen
I.                   PENDAHULUAN
Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batsan manajememn, karena itu tidak mudah member arti yang universal yang dapat diterima semua orang. namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajememn merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Teori manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer. manajer dalam memanajemeni otoritasnya tanpa menggunakakn teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah intuisi, firasat, dan harapan sehingga hasilnya tidak akan memeberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Manajemen?
2.       Bagaimana Evolusi Teori Manajemen?
III.             PEMBAHASAN
1.      Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata menus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata manager yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage dan kata benda management dan manger untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, manajemen diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Beberapa ahli, berbeda pandangan mengenai pengertian manajemen, di antaranya :
a.    John D. Millet (1954)
Membatasi manajemen sebagai suatu proses pengarahan, dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b.   A. Sanusi
Manajemen adalah merupakan suatu sisitem perilaku manusia yang koperatif yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan yang rasional.
c.    Paul Hersay & Kenneth H Blanchard (1998 : 144)
Manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
d.   Sudjana (2007 :77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapaa orang yang dalam organisasi dan diberi untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengacu pada batasan manajemen yang telah dideskripsikan di atas dan terlepas dari sudut mana para ahli memberikan batasan, maka manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Istilah manajemen dalam kaitannya dengan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian,pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.[2]
2.      Evolusi Teori Manajemen
Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik, dan Teori Modern.
a.      Teori Klasik
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu, teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur atau anatomi organisasi.[3] Teori klasik terbagi menjadi dua cabang yaitu:
Pertama, teori manajemen ilmiah (Scientific Management Theory). Frederick W. Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth, dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh di balik teori ini. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menanganai kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi pekerja.
 Frederick W. Taylor disebut sebagai “ Bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “Scientific Management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkannya adalah :
1.      Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditetukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberiakn tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.
3.      Pendidikan dan pengembangan karyawan.
4.      Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem tarif berbeda, yaitu karyawan yang lebih priduktif dan efisien mendapatkan gaji lebih besar dari yang lainnya.[4]
Kedua, teori manajemen administratif atau organisasi klasik (Classical Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925). Timbulnya teori organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang kompleks. Menurut Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas prinsip dan keterampilan dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
1.      Pembagian kerja
2.      Otoritas atau wewenang
3.      Disiplin
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan arah
6.      Mengemudiankan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7.      Balas jasa atau imbalan
8.      Sentalisasi
9.      Hirarki
10.  Tertib
11.  Keadilan
12.  Stabilitas staf organisasi
13.  Inisiatif
14.  Semangat korps
b.      Teori Manajemen Hubungan Manusia atau aliran perilaku (Neo-Klasik)
Teori ini timbul sebagian karena para manajer terdapat berbagai kelemahan dengan pendekatan klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik antara lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal dengan Studi Hawthorne. berdasarkan studi ini ternyata kelompok kerja informal lingkungan sosial pekerja mempunyai pengaruh besar terhadap produktivitas. Pelopor lainnya adalah Douglas McGregor, ia menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
1.      Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
2.      Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
3.      Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip).[5]
c.       Teori Modern
1.      Pendekatan Sistem ( System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan adanya suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. dengan demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.[6]
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dan bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.[7]
2.      Pendekatan Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal tersebut tidak pasti akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal etrsebut berarti kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi. dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila terdapat kondisi-kondisi yang berbeda makan akan digunakan sebuah rencana yang berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah paper thaun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation (Hukum Keadaaan).[8]
IV.             KESIMPULAN
v  Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang definisi manajemen, namun secara umum manajamen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
v  Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
v  Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal  yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-Klasik (hubungan manusia), dan Teori Modern.
v  Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori klasik dibagi menjadi dua yakni teori menajemen ilmiah dan organisasi klasik.
v  Teori manajemen ilmiah menekankan pada empat belas prinsip dan ketermpilan yang mendasari manajemen yang efektif. Empat belas prinsip tersebut, di antaranya ialah pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, hirarki, tertib, keadilan, stabilitas staf, inisiatif, dan semangat korps.
v  Teori manajemen hubungan manusia (neo-klasik) berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan dirinya. Teori ini juga memandang kemungkinan bahwa pekerja yang menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka menerima perhatian tersebut
v  Teori modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya situasional. Artinya orang menyesuaikan diri  dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, rekasinya, tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. selanjutnya orang itu bekerja pada di dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan.
V.                PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagi kita semua. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Sehingga kami sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi semua pihak. Semoga apa yang kita kerjakan setiap hari mendapatkan Ridho Allah SWT. Aaamiiin.
DAFTAR PUSTAKA
Bedjo,  Siswanto, Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT Sinar Baru, 1990
Fattah,  Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Komariah, Aan, Engkoswara, Administrasi Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2010.
http: //syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/evolusi-teori-manajemen.html. Diakses pada tanggal 25 oktober pkl. 16.00

29.Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO


FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
 LINGKUNGAN ORGANISASI PERUSAHAAN
 Lingkungan organisasi perusahaan terdiri dari:
 1. Lingkungan Eksternal
 2. Lingkungan Internal
 Lingkungan Eksternal
 Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain. Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan eksternal. Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
 • Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
 • Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
 • Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66)
 Lingkungan eksternal juga dapat dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Ø  Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan langsung (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak langsung (indirect action)
Ø  Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Ø  Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
 Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sama dalam pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga ‘lingkungan yang berubah’. Jadi, lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
 1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
 2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan umum)
 Lingkungan Ekstern Mikro
 Lingkungan ekstern mikro terdiri dari:
 1. Pelanggan (customers)
 Pelanggan membeli produk barang dan jasa. Perusahaan tidak dapat hidup tanpa dukungan pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan usahanya suatu perusahaan perlu mengamati perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Pengamatan reaktif dan proaktif merupakan strategi dalam mengamati kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pengamatan reaktif adalah memusatkan perhatian pada kecendrungan dan masalah pelanggan setelah kejadian, misalnya mendengarkan keluhan pelanggan. Pengamatan proaktif terhadap pelanggan adalah dengan memperkirakan kejadian, kecendrungan, dan masalah sebelum hal itu terjadi (sebelum pelanggan mengeluh).
 2. Pesaing (Competitors)
 Pesaing adalah perusahaan di dalam industri yang sama dan menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Seringkali perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan usaha tergantung pada apakah perusahaan melakukan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing lain. Karena itu, perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu menentukan siapa pesaingnya, mengantisipasi pergerakan pesaing, serta memperhitungkan kekuatan dan kelemahan pesaing.
 3. Pemasok (suppliers)
 Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan perusahaan. Ketergantungan perusahaan pada pemasok adalah pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari sumber lain sebagai pengganti. Ketergantungan pemasok pada perusahaan adalah suatu tingkat dimana perusahaan pembeli sebagai pelanggan bagi pemasok dan sulitnya menjual produk kepada pembeli lain.
 4. Perwakilan-perwakilan Pemerintah
 Hubungan organisasi dalam perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin kompleks. Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini harus ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan pembatasan-pembatasan lainnya untuk melindungi masyarakat.
 5. Lembaga Keuangan
 Organisasi-organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seperti bank-bank komersial, bank-bank instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk pasar modal. Lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjaga dan memperluas kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-operasinya.
Lingkunan Ekstern Makro
 Lingkungan ekstern makro terdiri dari:
1. Ekonomi
 Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Akan tetapi, kondisi perekonomian seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh, hanya menyediakan lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam keadaan perekonomian yang lesu, daya beli masyarakat yang menurun, membuat pertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para manajer perusahaan harus selalu mengantisipasi variable-variabel ekonomi seperti kecendrungan inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh pesaing.
2. Teknologi
 Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat memberikan suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya perusahaan fotocopy pada awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3. Politik Hukum
 Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan, dan keputusan pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.
4. Sosial Budaya
 Komponen sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama, perubahan karakteristik demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan khusus, pertumbuhan atau pengurangan dari golongan populasi tertentu, mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap, dan norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
Lingkungan yang Berubah
Setelah membahas komponen-komponen lingkungan eksternal di atas, di sini akan dibahas mengenai perubahan-perubahan lingkungan dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang berubah.
Perubahan lingkungan adalah angka kecepatan dari perubahan lingkungan umum dan lingkungan khusus perusahaan. Perubahan ini terdiri dari perubahan yang stabil, dimana angka perubahannya lambat, dan perubahan dinamis, dimana angka perubahan lingkungan adalah cepat. Perusahaan biasanya mengalami baik perubahan stabil maupun perubahan dinamis.
Kompleksitas Lingkungan adalah jumlah faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Lingkungan sederhana hanya memiliki sedikit faktor lingkungan, sedangkan lingkungan kompleks mempunyai banyak faktor lingkungan.
Pengamatan terhadap perubahan dan kompleksitas lingkungan membuat para manajer dapat memanfaatkan lingkungan yang berubah dengan tiga langkah yaitu:
1. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah meneliti lingkungan terhadap kejadian atau masalah penting yang mungkin dapat mempengaruhi suatu organisasi.
2. Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan
Setelah mengamati, kemudian manajer menentukan kejadian dan masalah lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi. Biasanya manajer menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman atau kesempatan. Jika menerjemahkan sebagai ancaman, maka ia akan berusaha melakukan suatu langkah-langkah untuk melindungi perushaan. Jika manajer menerjemahkannya sebagai kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan kejadian tersebut dengan mempertimbangkan strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Menghadapi ancaman dan kesempatan
Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai ancaman dan kesempatan, maka manajer melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive maps), merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor lingkungan dan kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum tersebut maka manajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari ancaman dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan.
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecendrungan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan, dan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah nilai-nilai keyakinan, dan sikap yang berlaku di antara anggota organisasi.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika berkenaan dengan pendapat benar dan salah, atau berkenaan dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika ini meruapakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya.
Sedangkan tanggung jawab sosial berarti manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk tujuan jangka panjang.
 DAFTAR PUSTAKA
 Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE-Yogyakarta
 Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta
 Williams, Chuck. 2001. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Salemba Empat. Jakarta