Jenis
Jenis Audit
Jenis audit
menurut jenis pemeriksaanya, audit dapat dibedakan menjadi empat, antara lain :
- Audit laporan keuangan
Audit ini
merupakan audit yang mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti laporan,
dimana audit laporan keuangan ini dilakukan oleh eksternal audit dan biasanya
atas permintaan klien. Mereka juga merupakan audit yang datang dari luar
perusahaan.
- Audit operasional
Audit operasional
adalah penelaah atas bagian manapun mulai dari prosedur maupun metode operasi
suatu organisasi untuk meninjau bagaimana efisiensi dan keefektifitasan
pekerjaan mereka. Umumnya setelah selesai audit operasional, auditor memberikan
pengarahan dan juga saran kepada manajemen untuk memperbaiki prosedur dan juga
manajemen perusahaan.
- Audit ketaatan
Audit ketataan
merupakan audit yang bertujuan untuk mempertimbangkan apakah klien telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang
memiliki otoritas lebih tinggi. Audit ketaatan sebuah perusahaan dapat termasuk
menentukan apakah pelaku akuntansi telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
- Audit kinerja
Audit kinerja
merupakan audit yang dilakukan pada instansi pemerintah untuk menentukan 3E
atau biasa disebut Ekonomis, Efektivitas dan Efisiensi. Audit kinerja juga
memperhatikan biaya (Baca: Metode Pengumpulan Biaya ) serta manfaatnya, yang
berarti suatu kegiatan tidak hanya diharapkan dengan biaya murah tetapi juga
diperhatikan manfaatnya bagi masyarakat. Jika biaya (Baca: Siklus
Akuntansi Biaya ) murah tetapi tidak bermanfaat maka kegiatan atau program
dianggap berkinerja tidak baik.
Jenis audit
menurut luas pemeriksaanya, audit dapat dibedakan menjadi empat, antara lain :
- Audit Umum
Selain poin
diatas, jenis audit bisa dibedakan menjadi dua yakni general audit yang umumnya
dilakukan oleh auditor independen. Dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan
berdasarkan standar professional Akuntan Publik (Baca juga: Karakteristik
Akuntansi Sektor Publik dengan melihat dan menggunakan patokan kode etik
Akuntan Publik.
- Audit Khusus
Pemeriksaan khusus
adalah suatu bentuk audit yang dilakukan terbatas dan diminta oleh
perusahaan tersebut untuk lingkup khusus saja. Misalnya sebuah perusahaan
menginginkan audit pada divisi keuangan khusus untuk laporan pengeluaran kas
perusahaan.
Contoh Kasus:
Contoh
Kasus: Audit Penanganan Keluhan Pelanggan di Rumah Sakit Omni Internasional
Kasus
Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni Internasional ini sangat terkait dengan
system manajemen mutu, khususnya dalam hal prosedur penanganan keluhan
pelanggan. Dalam System Manajemen Mutu ISO 9001:2008 masalah prosedur
penanganan Keluhan Pelanggan terdapat pada klausul 7.2.3 tentang Komunikasi
Pelanggan.
Audit
Prosedur Komunikasi -Penanganan Keluhan- Pelanggan.
Jika
menjadi Auditor Internal Auditor ISO 9001 di Rumah Sakit Omni Internasional
tsb, apa yang akan Anda lakukan jika Anda mendapat tugas untuk mengaudit bagian
yg terkait dengan penanganan keluhan pelanggan ini?
Perlu
saya ingatkan, bahwa tujuan audit ISO 9001 adalah mengevaluasi kepatuhan, dalam
hal ini kepatuhan terhadap standard internasional ISO 9001, kepatuhan terhadap
system manajemen mutu organisasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan
perundang-undangan yg terkait (jika ada).
Terkait
dengan keluhan pelanggan, standard internasional ISO 9001:2008 klausul 7.2.3.c
mengatakan bahwa organisasi harus menetapkan dan mengimplementasikan pengaturan
(arrangements) untuk berkomunikasi dengan pelanggan dalam kaitannya dengan
umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.
Saran
saya, yang harus Anda lakukan adalah mengikuti prosedur audit yg ada di
perusahaan ini. Prosedur Internal Audit-nya minimal mencakup kegiatan-kegiatan
/ langkah-langkah berikut:
-
Pastikan departemen atau bagian apa yg bertugas menangani keluhan pelanggan.
-
Beritahukan kepada unit tersebut bahwa Anda akan melakukan audit di unit tsb.
Jelaskan apa maksud dan tujuannya, kapan waktu (hari dan Jam). Bila perlu siapa
saja auditornya.
-
Siapkan kelengkapan sarana / prasarana audit yg diperlukan.
-
Dapatkan dokumen yg terkait dengan prosedur penanganan keluhan pelanggan, jika
ada.
-
Dapatkan hasil audit sebelumnya terhadap unit ini, jika ada.
-
Pada saat audit, pastikan bahwa prosedur penanganan keluhan pelanggan atau
prosedur komunikasi pelanggan sudah ditetapkan.
-
Pastikan bahwa prosedur tsb sudah memadahi / mencukupi. Misalnya, bagaimana
jika keluhan pelanggan disampaikan melalui email. Bagaimana jika melalui surat.
Bgaimana jika keluhan hanya disampaikan secara lisan. Dsb.
-
Pastikan bahwa prosedur yang ada mampu ”memuaskan” pelanggan. Memuaskan dalam
hal ini termasuk tindak lanjut atas keluhan tsb. Juga, barangkali apakah perlu
adanya ”pembuktian” atas kebenaran keluhan tsb atau tidak? Sampai pada
”penyelesaian” terhadap kebenaran keluhan pelanggan.
-
Pastikan bahwa prosedur tsb terdokumentasi, dalam arti sudah ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara.
-
Pastikan bahwa tujuan, sasaran, program terkait unit tsb sudah ditetapkan,
diimplementasikan, dan dievaluasi sesuai kurun waktu yang telah ditetapkan.
-
Pastikan bahwa penyimpangan yg terjadi, jika ada, sudah diidentifikasi
penyebabnya sampai ke ”Root-cause”nya.
-
Pastikan bahwa sudah dilakukan corrective action (dan preventive action, jika
memungkinkan) yang memadahi atas penyimpangan tsb.
-
Pastikan bahwa corrective action yg telah dilakukan adalah efektif, dan
preventive action yg dibuat adalah sesuai dan akan mampu mencegah berulangnya
kejadian serupa di kemudian hari.
Dari
hasil audit ini, tulis temuan audit di form audit yg telah disiapkan. Misalnya:
ditemukan bahwa prosedur atau instruksi kerja dalam hal penanganan keluhan
pelanggan ternyata belum ditetapkan. Bila ini yg terjadi, maka bisa dikategorikan
sebagai temuan NC (Non Conformity), dan hal tsb harus mendapat perhatian serius
dari manajemen. Jika temuannya adalah tidak diimplementasikannya prosedur atau
IK yg sudah ditetapkan, ini juga bisa dikategorikan NC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar