Sabtu, 17 Oktober 2015

Sistem Informasi akutansi dan revolusi sistem

    Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – Proses dalam SIA menggunakan sistem pemrosesan transaksi untuk mencatat berbagai operasi transaksi yang terjadi, yang mempengaruhi status finansial organisasi. Sistem ini mengenai operasional sistem akuntansi, dan menangani laporan historis dari semua transaksi yang terjadi dalam jumlah besar. Selain itu, sistem ini membuat berbagai laporan seperti laporan keseimbangan keuangan dan rekening masukan yang semuanya memberikan gambaran finansial dari organisasi

Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Salah satu kerangka kerja sistem informasi ialaha sistem informasi akuntansi
  Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan & Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data."
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa : "Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen."

  Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan & Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, "Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data."
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa : "Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen."



 Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer: Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam area bisnis, mula-mula terfokus pada data, kemudian informasi dan penunjang keputusan.
a.       Fokus Awal Pada Data
Penggunaan komputer generasi pertama hanya terbatas untuk Aplikasi Akuntansi. Dikenal dengan nama Electronic Data Processing (EDP) atau Data Processing (DP). Digunakan juga istilah Accounting Information System (SIA-Sistem Informasi Akuntansi) untuk menggambarkan sistem yang memproses aplikasi pengolahan data perusahaan menjadi beberapa informasi sebagai produksi sampingan dari proses akuntansi.
b.      Fokus Baru Pada Informasi
Konsep SIM (Sistem Informasi Manajemen) menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh banyak perusahaan besar, namun hasil aktual jarang sesuai dengan yang dibayangkan semula. Penyebabnya adalah :
1. Kurangnya pengetahuan tentang komputer di antara para pemakai.
2.Kurangnya pengertian bisnis dan keawaman spesialis informasi mengenai peran manajemen.
3. Peralatan komputer yang mahal dan terbatas dibanding standar sekarang. Karena rancangan-rancangan sistem menjadi membengkak dan tugas tersebut menjadi tidak mungkin dikelola, maka perusahaan memutuskan membuang ide SIM dan kembali ke DP.

Evolusi Perkembangan Konsep SIM
1. Fokus awal pada data
Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada umumnya mengabaikan kebutuha n informasi para manajer. Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada aplikasi akuntansi. Nama aplikasi akuntasnsi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .
2. Fokus baru pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar.
3. Fokus revisi pada pendukung keputusan.
Sistem pendukung keputusan (Decision support system) = sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer. Manajer tersebut Berada di bagian manapun dalam organisasi pada tingkat manapun dan dalam area bisnis apapun. DSS dimaksudkan untuk mendukung kerja satu manajer secara khusus.
Spesifikasi DSS :
Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah.
Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.
Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganilis situasi yang sama.
Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal.
Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dari serangkaian alternatif.
4. Fokus pada Komunikasi
Pada waktu DSS berkembang , perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA) OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronik calendaring, facsimile transmission.
5. Fokus potensial pada konsultasi
Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
 Agar suatu sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan efisien, terdapat empat hal yang harus diperhatikan, yaitu pengendalian, fleksibilitas, dan hubungan keuntungan—biaya yang layak. Salah satu cara pengendalian yang dilakukan perusahaan adalah pengendalian intern. Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” menyatakan bahwa:
“Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
(2001:163)
Pengendalian intern yang baik merupakan salah satu faktor penentu bagi tercapainya     tujuan perusahaan. Pengendalian intern adalah sebagai tindakan yang dilakukan manajemen untuk mempertinggi kemungkinan tercapainyaa beberapa tujuan dan sasaran perusahaan.Manajemen akan merencanakan, menyusun dan mengatur pelaksanaan berbagai tindakan yang tepat untuk memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya, pengendalian intern merupakan hasil dari perencanaan, penyusunan dan pengaturan yang dilakukan secara tepat oleh manajemen.
Pelaksanaan pengendalian intern perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem informasi akuntansinya, begitupun sebaliknya. La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi I dan II” mengungkapkan sebagai berikut:
“Pengendalian intern selalu harus bergandengan dengan sistem informasi akuntansi yang dihasilkan agar berguna bagi pemakai (users) intern maupun ekstern untuk mengambil keputusan, maka informasi tersebut harus mengandung unsur terkendali”.
“…..dapat disimpulkan  bahwa antara sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern memiliki hubungan yang erat dan saling menunjang”.
(2001:263)
Sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern diterapkan oleh perusahaan dengan salah satu tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan. Kekayaan yang dimiliki perusahaan adalah berupa aktiva. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan aktiva yang dalam hal ini adalah aktiva tetap.Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” memberi pengertian tentang aktiva tetap, yakni
“Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun”.
(2004:16.2)
Aktiva tetap atau yang biasa disebut fixed asset dipakai perusahaan sebagai alat bantu dalam rangka menghasilkan pendapatan. Transaksi yang menyangkut aktiva tetap tidak sesering aktiva lancar, tetapi jumlah untuk suatu nilai transaksi aktiva tetap dapat bernilai besar. Karena nilainya material maka aktiva harus dijaga eksistensinya.
Dalam usahanya untuk menjaga aktiva perusahaan, pihak manajemen harus dapat membentuk suatu sistem yang dapat mengendalikannya. Sistem informasi akuntasi merupakan salah satu cara untuk mengendalikan keadaan perusahaan terutama dalam bidang keuangan yang tentunya berkaitan, baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap aktiva tetap.
Dalam pelaksanaannya manajemen perlu menyusun sistem informasi akuntansi aktiva tetap dengan beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh La Midjan dalam “Sistem Informasi Akuntansi I” sebagai berikut:

1.      Aktiva tetap merupakan bagian terbesar  dari kekayaan perusahaan dimana sebagian besar modal (uang) perusahaan tertanam didalamnya terutama pada perusahaan-perusahaan industri dan jasa tertentu.

2.      Aktiva tetap tertentu antara lain mesin selain harganya mahal juga perlu diperhatikan perawatannya untuk mempertahankan kinerjanya, sehingga untuk itu diperlukan adanya jadwal pemeliharaan (maintenance) yang teratur dan baik.

3.      Aktiva tetap yaitu alat-alat berat dalam perusahaan pemborong (kontraktor) sering harus berpindah-pindah tempat dari satu proyek ke proyek lain, dan dari suatu daerah ke daerah lain. Disini diperlukan sistem monitoring dan jadwal yang baik agar pemindahannya dapat berlangsung secara efisien.

4.      Aktiva tetap khususnya yang dioperasikan untuk memperoleh pendapatan antara lain kendaraan/mobil di perusahaan jasa angkutan, seluruh pendapatan maupun biaya yang dikeluarkan perlu diadministrasi dengan baik agar manajemen setiap saat dapat menilai efisiensinya dan bila dianggap perlu aktiva tetap tersebut dijual dan diganti yang lain.
      (2001:264)
Beberapa alasan penyusunan sistem informasi akuntansi aktiva tetap yang telah diungkapkan di atas tidak terlepas dari pengendalian internnya yang tentunya pengendalian intern yang berkaitan dengan aktiva tetap. Prinsip pengendalian intern aktiva tetap yang perlu diperhatikan dalam menyusun sistem informasi akuntansi aktiva tetap, masih menurut La Midjan dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi I” adalah sebagai berikut:

1.      Adanya budget untuk pengeluaran atau pembelian aktiva tetap berikut prosedur otorisasinya.
2.      Adanya kebijakan penjualan aktiva tetap.
3.      Adanya kartu induk dan kartu eksploitasi berikut pengarsipan atas dokumen pemiliknya, pemutasian dan nomor induk.
4.      Adanya sistem dan prosedur pemeliharaan (maintenance) serta pengawasan atas aktiva tetap.
5.      Adanya pemeriksaan fisik secara rutin atau periodik.
6.      Memanfaatkan asuransi kerugian untuk memperoleh penggantian apabila terjadi kebakaran dan lain-lain.
(2001:264-265)

Sistem informasi akuntansi aktiva tetap sebagai alat bantu pelaksanaan pengendalian intern aktiva tetap yang efektif mempunyai tujuan, antara lain:
1)      Mempertanggungjawabkan transaksi yang berkaitan dengan pembelian dan pelepasan aktiva tetap.
2)      Melindungi aktiva tetap melalui pengendalian intern yang melekat.
3)      Menetapkan bagian aktiva tetap yang dikonsumsi sebagai jasa yang terpakai dan yang dihapuskan sebagai biaya.

Dari serangkaian uraian di atas terlihat jelas bahwa sistem informasi akuntansi aktiva tetap memiliki hubungan dengan pengendalian intern aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap tidak terlepas dari sistem informasi aktiva tetapnya.
Agar penjagaan terhadap aktiva tetap perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka kedua unsur tersebut (sistem informasi akuntansi aktiva tetap dan pengendalian intern aktiva tetap) harus dilaksanakan secara beriringan sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang sangat bermanfaat bagi setiap pihak, terutama manajemen, dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat yang dapat membawa perusahaan kearah yang lebih baik.


sumber:
https://mithapersia.wordpress.com/2013/09/23/evolusi-sistem-informasi-manajemen/
http://googleweblight.com/?lite_url=http://ekonomiplanner.blogspot.com/2014/06/pengertian-sistem-informasi-akuntansi_24.html?m%3D1&ei=izry3cKK&lc=en-ID&geid=7&s=1&m=594&ts=1444720697&sig=APONPFmydP8Q1StS2SFyH3g4E1o5o6Zk0w

Tidak ada komentar:

Posting Komentar