Kamis, 27 Maret 2014

Puisi Ibu

Ibu, sampai kapan-pun akan menjadi sosok yang paling kita hormati dan banggakan, karena dari ibu-lah kehidupan kita bermula. Ibu mengandung kita selama sembilan bulan, kemudian mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan kita dan harus kembali mempertaruhkan nywanya ketika membesarkan dan mengutamakan kebaikan untuk kehidupan kita. Ia adalah satu-satunya sosok yang mungkin rela memberikan apa saja untuk anaknya. Maka dari itu, rasanya tidak terlalu berlebihan jika kita mencurahkan seluruh tenaga kita, bukan untuk membalas semua jasanya yang tak terbalas, namun setidaknya sekedar membahagiakan dan menjadikannya wanita tersempurna sebagaimana selayaknya.

Salah satu pemberian yang mungkin akan meninggalkan kesan yang mendalam di hati ibu kita adalah dengan menghadiahinya Puisi Ibu yang kita tulis sendiri, puisi yang mencurahkan seluruh perasaan kita tentang bertapa berharga dan berartinya ia. Namun untuk anda yang tidka pandai menulis, kami menyediakan beberapa informasi yang berisi tentang pusiis ibu khusus untuk seluruh ibu di seluurh dunia, berikut ulasanyanya:

Manfaat Renang

Manfaat Renang Bagi Kesehatan

Thursday, December 5th 2013. | Manfaat
Manfaat renang bagi kesehatan tubuh manusia memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Berenang dapat melindungi diri dari stress dan ketegangan sehingga kegiatan berenang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Kegiatan berenang tidak dibatasi oleh usia, karenanya kegiatan berenang bisa dimulai sejak bayi hingga sudah tua baik anak – anak, remaja, dan orang dewasa bisa mendapatkan manfaat dari olahraga ini.
Kegiatan berenang dipercaya mampu meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh manusia karena mampu meningkatkan konsumsi oksigen 10 persen lebih besar di bandingkan dengan kondisi normal. Selain itu kegiatan olahraga berenang juga mampu mengurangi resiko stroke karena kegiatan berenang meningkatkan kinerja jantung dalam tubuh manusia sebanyak 18 persen dibanding kondisi normal.

Manfaat Renang Bagi Kesehatan Tubuh

manfaat-renang-bagi-kesehatan
Dalam suatu riset terhadap pria yang menyelesaikan program berenang delapan minggu, terjadi peningkatan 23,8 % pada otot trisep ( bagian belakang lengan ). Ketika atlet yang terluka, terutama di ekstremitas bawah , mereka sering diberitahu untuk berenang untuk menjaga tingkat kebugaran mereka. Berenang membantu mereka tetap bugar , dan bahkan bagian dari rehabilitasi. Itu karena hambatan dari air membuat otot-otot bekerja keras tanpa ketegangan.
Manfaat renang yang lain adalah mampu mengurangi tingkat obesitas tanpa perlu melakukan olah raga extra keras. Berenang bisa menurunkan kadar obesitas meski hanya dilakukan sambil refreshing dan melakukan aktivitas lainnya bersama keluarga atau dengan teman-teman lainnya. Berkurangnya tingkat stress dan banyak aktivitas lapangan yang dilakukan tanpa disadari ini ternyata mampu membakar kalori lebih efektif dan juga membuat sirkulasi darah menjadi lancar.
Aktivitas berenang mampu membakar kalori sekitar 500-650 per jam tergantung pada seberapa efisien kita. Pada awal penelitian pernah disimpulkan bahwa berenang mampu membakar sekitar 11 % kalori lebih sedikit daripada berjalan kaki tetapi hanya 3 % lebih sedikit kalori daripada bersepeda . Namun anda bisa membakar kalori yang lebih banyak dari berjalan kaki jika anda melakukan kegiatan berenang dengan keras sehingga manfaat renang bisa anda dapatkan.

Manfaat Lari Pagi

Manfaat Lari Pagi Setiap Hari

Friday, November 29th 2013. | Manfaat
Manfaat Lari Pagi Setiap Hari. Lari pagi merupakan olah raga yang sangat menyehatkan tubuh kita. Bukan hanya badan menjadi lebih sehat namun sistem pernafasan juga akan menjadi lebih besih karena udara yang kita hirup merupakan udara pagi yang masih bersih dan belum banyak mengandung polusi. Manfaat lari pagi setiap hari dapat meningkatkan kinerja jantung, paru-paru dan tulang, tetapi ada juga beberapa kekurangan yang ditimbulkan.
Lari pagi setiap hari tanpa waktu pemulihan yang memadai akan membuat tubuh bekerja terlalu yang meningkatkan kemungkinan cedera, kecelakaan dan ketegangan otot. Dengan memiliki jadwal latihan lari pagi yang terencana maka akan didapatkan hasil maksimal dari dan mengurangi risiko yang terkait .

Manfaat Lari Pagi Setiap Hari

manfaat-lari-pagi
Jogging selama setidaknya satu jam per minggu dapat menambahkan beberapa tahun untuk masa hidup Anda. Sebuah penelitian baru-baru ini mempresentasikan data yang mengungkapkan lari pagi secara teratur dapat meningkatkan harapan hidup lima hingga enam tahun pada pria dan wanita . Spesialis jantung Dr Peter Schnohr dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa antara satu dan dua setengah jam seminggu lari pagi intens cukup ideal untuk umur panjang.
Diet sehat dan olahraga teratur merupakan komponen penting dalam manajemen berat badan yang efektif. Manfaat Lari pagi secara teratur yaitu dapat membantu membakar kalori yang nantinya membantu kita menurunkan berat badan. Orang yang memiliki berat badan berlebih serta resiko penyakit kardiovaskular mendapatkan keuntungan dari penurunan berat badan.
The American Diabetes Association menerbitkan sebuah studi pada tahun 2011 yang menyatakan penurunan berat badan dari 5 persen menjadi 10 persen dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Manfaat lari pagi meliputi pemeliharaan berat badan dan peningkatan fungsi jantung.
Tidak hanya lari pagi meningkatkan daya tahan, tetapi juga membantu Anda mempertahankan dan membangun ketebalan tulang Anda. Lari pagi juga memiliki dampak positif pada tulang belakang , pinggul dan otot di moderasi. Bagi orang dewasa, mereka akan mengalami masalah jantung jika melakukan lari pagi melebihi ambang batas yang ditentukan untuk itu batasi sesi lari pagi 30 menit sehari, tiga kali seminggu agar manfaat jogging bisa maksimal.

Penyebab Cepat Lelah

Ada saat baru memulai bekerja atau belajar kita sudah merasa lelah padahal baru saja beberapa jam menghadapi pekerjaan. Hasilnya daya konsentrasi menurun yang berakhir dengan penurunan produktifitas.

Ada banyak faktor penyebab cepat lelah saat bekerja atau belajar. Australian Safety and Compensation Council (ASCC) - Departement of employment and workplace relation dalam makalahnya menyebutkan beberapa faktor penting diantaranya : jam kerja, lingkungan, pola tidur, stres kerja, tuntutan fisik dan psikis saat bekerja, psikososial, hubungan interpersonal, kondisi lingkungan tempat kerja seperti suhu dan bising.

Pola dan kecukupan tidur memegang peranan yang cukup penting pada saat memulai pekerjaan. Tidur yang berkualitas yang ditandai dengan bangun dalam keadaan segar sangat mempengaruhi produktifitas keesokan harinya. Dikutip dari kompas, Dr Jill Dorrian dari Centre for Sleep Research University of South Australia mengatakan konsumsi kafein dan air juga dapat mempengaruhi kebugaran seseorang.

Dr Dorian menyarankan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup untuk mencegah otak kekurangan cairan. Saat otak terhidrasi dengan baik maka nutrisi dan oksigen dapat disampaikan ke sel dengan baik.

Menurut Lifestyle Observer dan Pengajar Biologi Fisiologi Tubuh dari Shape Up Indonesia, dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt Penyebab kelelahan dalam bekerja bisa sangat beragam diantaranya disebabkan karena penyakit akut maupun kronis.

Tak jarang masalah emosional yang memicu stres yang sedang dihadapi juga mempengaruhi kelelahan. Nutrisi juga memegang peranan penting.

Untuk mengatasi kelelahan bisa dengan cara temporer maupun dengan cara jangka panjang. Temporer dengan cara mengkonsumsi cukup nutrisi, vitamin B, minum suplemen, buah dan sayur. Sedangkan untuk jangka panjang harus dicari akar masalah dan menanganinya dengan benar misalnya dengan memperbaiki pola tidur, olahraga serta mengobati penyakit kronis yang diderita.

Penyakit Leukimia

Leukemia atau yang lebih dikenal sebagai kanker darah adalah salah satu jenis penyakit kanker. Leukemia disebabkan karena meningkatnya jumlah sel darah putih dalam darah atau sumsum tulang.
Karena jumlahnya yang meningkat,  sel-sel darah putih yang sebetulnya tidak normal tersebut menggantikan sel darah yang normal. Ketidaknormalan ini membuat fungsi sel terganggu.
Leukemia atau kanker darah merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Penderita leukemia harus segera diobati. Sebab jika tidak, penderita bisa tidak tertolong.
Leukemia mampu membunuh penderitanya hanya dalam hitungan minggu atau bahkan hanya dalam beberapa hari. Inilah yang dikenal sebagai leukemia akut.

Ciri, Gejala, dan Penyebab Leukemia

Salah satu tanda seseorang mengidap leukemia adalah kerap mengalami perdarahan atau luka yang berlebihan. Jika Anda atau anggota keluarga atau teman Anda yang sering mengalami luka atau mengeluarkan darah yang tidak wajar, sebaiknya berhati-hati. Sebab bisa jadi orang tersebut tengah terserang leukemia.
Ciri-ciri leukemia lainnya adalah saat seseorang mudah terkena infeksi. Hal ini disebabkan karena sel darah putih tidak bisa berfungsi secara normal sehingga infeksi mudah terjadi.
Oleh karena itu, pada umumnya penderita leukemia sering terserang infeksi seperti radang amandel, luka di mulut, radang paru-paru, diare, dan berbagai jenis infeksi lainnya.
Penderita leukemia juga rentan mengalami kekurangan darah (anemia), sesak nafas, dan pucat di wajah. Gejala leukemia juga kadang mirip orang yang terserang flu, seperti mengalami sakit kepala, demam, menggigil kedinginan, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Leukemia dapat disebabkan oleh faktor keturunan. Orang tua yang sakit leukemia bisa menurun pada anaknya.  Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa munculnya leukemia bisa jadi disebabkan juga oleh pengobatan yang menggunakan radiasi atau kemoterapi yang digunakan untuk membunuh kanker lain yang sebelumnya diderita. Namun tanpa disadari justru hal itu menimbulkan leukemia.
Radiasi merupakan salah satu faktor yang juga banyak dituding sebagai penyebab leukemia. Tudingan ini beralasan karena sejumlah fakta mendukung hal ini. Para pegawai yang bekerja di lingkungan penuh radiasi kerap terserang leukemia.
Demikian juga para korban yang terkena radiasi seperti pada kasus bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang juga menderita leukemia. Virus seperti HTLV-1, retrovirus, virus leukemia felin juga dapat menyebabkan leukemia. Faktor penyebab leukemia karena virus pada umumnya menyerang orang dewasa.

Obat Leukemia yang Ampuh

Secara medis, langkah pengobatan leukemia yaitu dengan menggunakan kemoterapi. Kadang juga dilakukan dengan cara radiasi. Tapi umumnya kemoterapi lebih sering dipilih dibandingkan radiasi (penyinaran) untuk mengobati leukemia. Upaya medis lainnya untuk mengobati leukemia yaitu dengan melakukan transplantasi sumsum tulang.
Akan tetapi, pengobatan leukemia menggunakan kemoterapi, radiasi, atau transplatasi jelas tidak murah. Pengobatan ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain itu juga sangat mungkin terjadi efek samping dari pengobatan tersebut terhadap tubuh pasien.
Yang perlu dicoba untuk mengobati leukemia adalah menggunakan obat alternatif. Untuk memilih obat alternatif terbaik sebaiknya yang berasal dari bahan alami (herbal). Sebab obat herbal sarat akan kandungan-kandungan alami yang sangat berkhasiat, di samping tidak menimbulkan efek samping seperti obat dari bahan kimia.
Herbal anti-kanker yang patut Anda coba, Sarang Semut, mengandung segudang mineral penting yang dapat membantu Anda memerangi kanker yang bersarang dalam tubuh. Dengan kandungan aktif yang dimilikinya, Sarang Semut dapat menumpas kanker dalam waktu beberapa bulan saja! Tentu saja didukung dengan pola hidup dan pola makan yang sehat.
Yang juga penting adalah motivasi dari dalam diri penderita. Penderita leukemia harus yakin bahwa sakit yang dideritanya ini pasti sembuh sebab dengan begitu penderita akan terus berupaya menyembuhkan sakitnya itu dan tidak akan pernah menyerah untuk mengalahkan leukemia.

Riwayat Hidup Buya Hamka



BUYA HAMKA ( 1908 M – 1981 M )
A.Biografi
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun)[1] adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik.[2] Ia baru dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011.
Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang paling banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh karenanya ia dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern.[3] Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi atau abuya dalam bahasa Arab yang berarti ayahku atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin Amrullah, pendiri Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Sementara ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung. Dalam silsilah Minangkabau, ia berasal dari suku Tanjung, sebagaimana suku ibunya.
B..Jejak Intelektual
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, bangunannya merupakan rumah tempat Hamka dilahirkan. Hamka merupakan cucu dari Tuanku Kisai mendapat pendidikan rendah pada usia 7 tahun di Sekolah Dasar Maninjau selama dua tahun. Ketika usianya mencapai 10 tahun, ayahnya mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka kemudian mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab, salah satu pelajaran yang paling disukainya.[4] Melalui sebuah perpustakaan yang dimiliki oleh salah seorang gurunya, Engku Dt. Sinaro, bersama dengan Engku Zainuddin, Hamka diizinkan untuk membaca buku-buku yang ada diperpustakaan tersebut, baik buku agama maupun sastra.
Hamka mulai meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu di Pulau Jawa, sekaligus ingin mengunjungi kakak iparnya, Ahmad Rasyid Sutan Mansur yang tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk itu, Hamka kemudian ditumpangkan dengan Marah Intan, seorang saudagar Minangkabau yang hendak ke Yogyakarta. Sesampainya di Yogyakarta, ia tidak langsung ke Pekalongan. Untuk sementara waktu, ia tinggal bersama adik ayahnya, Ja’far Amrullah di kelurahan Ngampilan, Yogyakarta. Barulah pada tahun 1925, ia berangkat ke Pekalongan, dan tinggal selama enam bulan bersama iparnya, Ahmad Rasyid Sutan Mansur.[5]
Pada tahun 1927, Hamka berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sekembalinya dari Mekkah, dalam suatu rapat adat niniak mamak nagari Sungai Batang, kabupaten Agam, Engku Datuk Rajo Endah Nan Tuo, memaklumkan Hamka dengan gelar Datuk Indomo, yang merupakan gelar pusaka turun temurun dalam suku Tanjung. Pada tahun 1950, Hamka kembali ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya.
Pada tanggal 5 April 1929, Hamka dinikahkan dengan Siti Raham binti Endah Sutan, yang merupakan anak dari salah satu saudara laki-laki ibunya. Dari perkawinannya dengan Siti Raham, ia dikaruniai 11 orang anak. Mereka antara lain Hisyam, Zaky, Rusydi, Fakhri, Azizah, Irfan, Aliyah, Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Syakib. Setelah istrinya meninggal dunia, satu setengah tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1973, ia menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Hj. Siti Khadijah. Menjelang akhir hayatnya ia mengangkat Jusuf Hamka, seorang muallaf, peranakan Tionghoa-Indonesia sebagai anak.[6]
C..Karier
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama di Padang Panjang pada tahun 1927. Kemudian ia mendirikan cabang Muhammadiyah di Padang Panjang dan mengetuai cabang Muhammadiyah tersebut pada tahun 1928. Pada tahun 1931, ia diundang ke Bengkalis untuk kembali mendirikan cabang Muhammadiyah. Dari sana ia melanjutkan perjalanan ke Bagansiapiapi, Labuhan Bilik, Medan, dan Tebing Tinggi, sebagai mubaligh Muhammadiyah. Pada tahun 1932 ia dipercayai oleh pimpinan Muhammadiyah sebagai mubaligh ke Makassar, Sulawesi Selatan.[7] Ketika di Makassar, sambil melaksanakan tugasnya sebagai seorang mubaligh Muhammadiyah, ia memanfaatkan masa baktinya dengan sebaik-baiknya, terutama dalam mengembangkan lebih jauh minat sejarahnya. Ia mencoba melacak beberapa manuskrip sejarawan muslim lokal. Bahkan ia menjadi peneliti pribumi pertama yang mengungkap secara luas riwayat ulama besar Sulawesi Selatan, Syeikh Muhammad Yusuf al-Makassari. Bukan itu saja, ketika di Makassar ia juga mencoba menerbitkan majalah pengetahuan Islam yang terbit sekali sebulan. Majalah tersebut diberi nama "al-Mahdi".[8]
Pada tahun 1934, Hamka meninggalkan Makassar dan kembali ke Padang Panjang, kemudian berangkat ke Medan. Di Medan—bersama M. Yunan Nasution—ia mendapat tawaran dari Haji Asbiran Ya'kub, dan Mohammad Rasami (mantan sekretaris Muhammadiyah Bengkalis) untuk memimpin majalah mingguan Pedoman Masyarakat.[9] Pada majalah ini untuk pertama kali ia memperkenalkan nama pena Hamka,[10] melalui rubrik Tasawuf modern, tulisannya telah mengikat hati para pembacanya, baik masyarakat awam maupun kaum intelektual, untuk senantiasa menantikan dan membaca setiap terbitan Pedoman Masyarakat. Pemikiran cerdas yang dituangkannya di Pedoman Masyarakat merupakan alat yang sangat banyak menjadi tali penghubung antara dirinya dengan kaum intelektual lainnya, seperti Natsir, Hatta, Agus Salim, dan Muhammad Isa Anshary.
Pada tahun 1945 Hamka kembali ke Padang Panjang. Sesampainya di Padang Panjang, ia dipercayakan untuk memimpin Kulliyatul Muballighin dan menyalurkan kemampuan jurnalistiknya dengan menghasilkan beberapa karya tulis. Di antaranya: Negara Islam, Islam dan Demokrasi, Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, dan Dari Lembah Cita-Cita. Pada tahun 1949, Hamka memutuskan untuk meninggalkan Padang Panjang menuju Jakarta. Di Jakarta, ia menekuni dunia jurnalistik dengan menjadi koresponden majalah Pemandangan dan Harian Merdeka. Pada tahun 1950, setalah menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya, Hamka melakukan kunjungan ke beberapa negara Arab. Di sana, ia dapat bertemu langsung dengan Thaha Husein dan Fikri Abadah. Sepulangnya dari kunjungan tersebut, ia mengarang beberapa buku roman. Di antaranya Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Ia kemudian mengarang karya otobiografinya, Kenang-Kenangan Hidup pada tahun 1951,[11] dan pada tahun 1952 ia mengunjungi Amerika Serikat atas undangan pemerintah setempat.[12]
C..Politik
Hamka juga aktif di kancah politik melalui Masyumi.[13] Pada Pemilu 1955, Hamka terpilih menjadi anggota konstituante mewakili Jawa Tengah. Akan tetapi pengangkatan tersebut ditolak karena merasa tempat tersebut tidak sesuai baginya. Atas desakan kakak iparnya, Ahmad Rasyid Sutan Mansur, akhirnya Hamka menerima untuk diangkat menjadi anggota konstituante. Sikapnya yang konsisten terhadap agama, menyebabkannya acapkali berhadapan dengan berbagai rintangan, terutama terhadap beberapa kebijakan pemerintah. Keteguhan sikapnya ini membuatnya dipenjarakan oleh Soekarno dari tahun 1964 sampai 1966. Pada awalnya, Hamka diasingkan ke Sukabumi, kemudian ke Puncak, Megamendung, dan terakhir dirawat di rumah sakit Persahabatan Rawamangun, sebagai tawanan. Di dalam penjara ia mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya.[14]
Pada tahun 1977, Hamka dipilih sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia yang pertama. Semasa jabatannya, Hamka mengeluarkan fatwa yang bersisi penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan RUU Perkawinan tahun 1973, dan mengecam kebijakan diperbolehkannya merayakan Natal bersama umat Nasrani. Meskipun pemerintah mendesaknya untuk menarik kembali fatwanya tersebut dengan diiringi berbagai ancaman, Hamka tetap teguh dengan pendiriannya.[15] Akan tetapi, pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka memutuskan untuk melepaskan jabatannya sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia, karena fatwanya yang tidak kunjung dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.[16]
D..Sastrawan
Hamka juga merupakan seorang wartawan, penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, ia menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.[17]
Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, ia dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, ia meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti.
Hamka juga banyak menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya lain seperti novel dan cerpen. Pada tahun 1928, Hamka menulis buku romannya yang pertama dalam bahasa Minang dengan judul Si Sabariah. Kemudian, ia juga menulis buku-buku lain, baik yang berbentuk roman, sejarah, biografi dan otobiografi, sosial kemasyarakatan, pemikiran dan pendidikan, teologi, tasawuf, tafsir, dan fiqih. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir al-Azhar. Di antara novel-novelnya seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Merantau ke Deli juga menjadi perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura. Beberapa penghargaan dan anugerah juga ia terima, baik peringkat nasional maupun internasional.
Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar, Cairo. atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam dengan menggunakan bahasa Melayu. Kemudian pada 6 Juni 1974, kembali ia memperoleh gelar kehormatan tersebut dari Universitas Nasional Malaysia pada bidang kesusasteraan, serta gelar Profesor dari Universitas Prof. Dr. Moestopo.[18]
E..Karya-Karya
Keistimewaan Pak Hamka ialah kebolehannya menulis novel dan menghasilkan kitab-kitab agama yang terkenal. Berikut buku karangan tersebut:
1)      Kenang-Kenangan Hidup, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
2)      Ayahku (Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangannya), Jakarta: Pustaka Wijaya, 1958.
3)      Khatib al-Ummah, 3 Jilid, Padang Panjang, 1925.
4)      Islam dan Adat, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929.
5)      Kepentingan Melakukan Tabligh, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929.
6)      Majalah Tentera, 4 nomor, Makassar, 1932.
7)      Majalah al-Mahdi, 9 nomor, Makassar, 1932.
8)      Bohong di Dunia, cet. 1, Medan: Cerdas, 1939.
9)      Agama dan Perempuan, Medan: Cerdas, 1939.
10)  Pedoman Mubaligh Islam, cet. 1, Medan: Bukhandel Islamiah, 1941.
11)  Majalah Semangat Islam, 1943.
12)  Majalah Menara, Padang Panjang, 1946.
13)  Hikmat Isra’ Mi’raj, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
14)  Negara Islam, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),
15)  Islam dan Demokrasi, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),
16)  Revolusi Fikiran, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),
17)  Dibandingkan Ombak Masyarakat, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),
18)  Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946.
19)  Revolusi Agama, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946.
20)  Sesudah Naskah Renville, 1947 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
21)  Tinjauan Islam Ir. Soekarno, Tebing Tinggi, 1949.
22)  Pribadi, 1950 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
23)  Falsafah Hidup, cet. 3, Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat, 1950.
24)  Falsafah Ideologi Islam, Jakarta: Pustaka Wijaya, 1950.
25)  Urat Tunggang Pancasila, Jakarta: Keluarga, 1951.
26)  Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.
27)  K.H. A. Dahlan, Jakarta: Sinar Pujangga, 1952.
28)  Perkembangan Tashawwuf dari Abad ke Abad, cet. 3, Jakarta: Pustaka Islam, 1957.
29)  Pribadi, Jakarta: Bulan Bintang, 1959.
30)  Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1962.
31)  Lembaga Hidup, cet. 6, Jakarta: Jayamurni, 1962 (kemudian dicetak ulang di Singapura oleh Pustaka Nasional dalam dua kali cetakan, pada tahun 1995 dan 1999).
32)  1001 Tanya Jawab tentang Islam, Jakarta: CV. Hikmat, 1962.
33)  Cemburu, Jakarta: Firma Tekad, 1962.
34)  Angkatan Baru, Jakarta: Hikmat, 1962.
35)  Ekspansi Ideologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1963.
36)  Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, Jakarta: Tintamas, 1965 (awalnya merupakan naskah yang disampakannya pada orasi ilmiah sewaktu menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Mesir, pada 21 Januari 1958).
37)  Sayyid Jamaluddin al-Afghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1965.
38)  Lembaga Hikmat, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1966.
39)  Dari Lembah Cita-Cita, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1967.
40)  Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1968.
41)  Gerakan Pembaruan Agama (Islam) di Minangkabau, Padang: Minang Permai, 1969.
42)  Hubungan antara Agama dengan Negara menurut Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1970.
43)  Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam Indonesia, 1971.
44)  Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
45)  Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973.
46)  Beberapa Tantangan terhadap Umat Islam di Masa Kini, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
47)  Kedudukan Perempuan dalam Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973.
48)  Muhammadiyah di Minangkabau, Jakarta: Nurul Islam, 1974.
49)  Tanya Jawab Islam, Jilid I dan II cet. 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
50)  Studi Islam, Aqidah, Syari’ah, Ibadah, Jakarta: Yayasan Nurul Iman, 1976.
51)  Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1976.
52)  Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, cet. 8, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1980.
53)  Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.
54)  Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.
55)  Lembaga Budi, cet. 7, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
56)  Tasawuf Modern, cet. 9, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
57)  Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan dan Keberanian, Jakarta: Yayasan Idayu, 1983.
58)  Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
59)  Iman dan Amal Shaleh, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
60)  Renungan Tasawuf, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.
61)  Filsafat Ketuhanan, cet. 2, Surabaya: Karunia, 1985.
62)  Keadilan Sosial dalam Islam, Jakarta: Pustaka Antara, 1985.
63)  Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
64)  Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.
65)  Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1995.
66)  Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Jakarta: Tekad, 1963.
67)  Islam dan Adat Minangkabau, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
68)  Mengembara di Lembah Nil, Jakarta: NV. Gapura, 1951.
69)  Di Tepi Sungai Dajlah, Jakarta: Tintamas, 1953.
70)  Mandi Cahaya di Tanah Suci, Jakarta: Tintamas, 1953.
71)  Empat Bulan di Amerika, 2 Jilid, Jakarta: Tintamas, 1954.
72)  Merantau ke Deli, cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (ditulis pada tahun 1939).
73)  Si Sabariah (roman dalam bahasa Minangkabau), Padang Panjang: 1926.
74)  Laila Majnun, Jakarta: Balai Pustaka, 1932.
75)  Salahnya Sendiri, Medan: Cerdas, 1939.
76)  Keadilan Ilahi, Medan: Cerdas, 1940.
77)  Angkatan Baru, Medan: Cerdas, 1949.
78)  Cahaya Baru, Jakarta: Pustaka Nasional, 1950.
79)  Menunggu Beduk Berbunyi, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.
80)  Terusir, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.
81)  Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai Pustaka, 1958.
82)  Di Bawah Lindungan Ka'bah, cet. 7, Jakarta: Balai Pustaka, 1957.
83)  Tuan Direktur, Jakarta: Jayamurni, 1961.
84)  Dijemput Mamaknya, cet. 3, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.
85)  Cermin Kehidupan, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.
86)  Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, cet. 13, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
87)  Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abubakar Shiddiq), Medan: Pustaka Nasional, 1929.
88)  Ringkasan Tarikh Ummat Islam, Medan: Pustaka Nasional,1929.
89)  Sejarah Islam di Sumatera, Medan: Pustaka Nasional, 1950.
90)  Dari Perbendaharaan Lama, Medan: M. Arbi, 1963.
91)  Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
92)  Sejarah Umat Islam, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
93)  Sullam al-Wushul; Pengantar Ushul Fiqih (terjemahan karya Dr. H. Abdul Karim Amrullah), Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
94)  Margaretta Gauthier (terjemahan karya Alexandre Dumas), cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.[19]
Hasil tulisan beliau ini banyak memberi petunjuk dan ilham kepada para pembacanya. Malah karya-karya Almarhum Pak Hamka mampu membangkit semangat perjuangan seperti karya-karyanya dalam majalah selepas perang. Majalah Panji Masyarakat sendiri telah telah diharamkan oleh pemerintahan Sukarno dalam tahun 1960 yaitu setahun selepas penerbitannya. Bagaimanapun, majalah ini diterbitkan semula dalam pemerintahan order baru Suharto tahun 1966.
Pak Hamka pernah dipenjarakan awal tahun 1960an. Zaman pemerintahan Sukarno dan ketika komunis bermaharajalela, selain ditangkap buku-buku Almarhum ada yang dibakar. Di dalam penjara inilah, beliau melahirkan kitab Tafsir Al Azhar yang menjadi bacaan untuk umat sekarang. Penahanan batang tubuhnya dalam sangkar besi itu tidak dapat membunuh semangatnya untuk beribadah kepada Tuhannya. Penyusun pernah membaca kisah riwayat Presiden Sukarno yang penuh kontroversi itu. Dinyatakan apabila bekas Presiden itu meninggal dunia, Pak Hamka telah dijemput dan dirayu supaya mengimami sholat jenazah Sukarno. Peringkat awalnya, Almarhum agak keberatan menunaikannya kerana sikap Sukarno masa hidupnya amat dipertikaikan. Namun apabila teringat tentang sifat Allah yang Maha Pengampun untuk mengampun dosa-dosa hambaNya. Buya Hamka maju juga ke hadapan untuk mengetuai sholat jenazah itu, dikatakan saat akhir hidupnya Sukarno mulai kembali kepada fitrah mengingati penciptanya.
F..Wafatnya
Ulama istimewa ini kembali menemui Al Khaliqnya sewaktu berusia 72 tahun pada 24 Juli 1981. Almarhum mengalami serangan penyakit jantung. Dan Beliau dikebumikan di TPU tanah Kusir, Jakarta Selatan. Penyusun berharap agar paparan kisah hidup tokoh nusantara yang agung ini dapat mengimbau kembali kenangan kita terhadap Pak Hamka yang dikasihi dan kita tidak rugi apabila mengingati orang-orang yang soleh karena ia dapat mendatangkan rahmah. Rasulullah sendiri pernah bersabda: “ Sesungguhnya perbandingan ulama di bumi sepertilah bintang- bintang di langit yang boleh dijadikan panduan di dalam kegelapan di bumi dan di laut..” Golongan yang coba mengelak diri dari mendampingi ulama atau memusuhi mereka yang ikhlas untuk memandu kita di dunia ini perlulah berwaspada. Ingatlah, peringatan Allah SWT dalam Hadith Qudsi :“ Barang siapa memusuhi waliKu ( ulama), maka Aku akan mengumumkankan perang terhadapnya” ( Riwayat Al Bukhari). Beliau Adalah Tokoh Ulama Indonesia Yang dikagumi dan disegani baik oleh kawan dan lawan.[20]


[1] Hamka, Afif (2008). Buya Hamka. Uhamka Press
[2] M.D., Pandoe; Pour, J. (2010). Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas. Penerbit Buku Kompas
[3]Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya Hamka. Pustaka Panjimas. 12 Juni 1983.
[4] Shobahussurur (2008). Mengenang 100 Tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah Hamka. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar.
[5] Mohammad, Herry (2006). Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20. Gema Insani
[6] Abdurrahman, M. (2009). Bersujud Di Baitullah. Penerbit Buku Kompas
[7] Riddell, P. G. (2001). Islam And The Malay-Indonesian World: Transmission And Responses. C. Hurst & Co. Publishers
[8] Hamka (1966). Kenang-Kenangan Hidup. Kuala Lumpur: Pustaka Antara.
[9] Mohammad, Herry (2006). Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20. Gema Insani
[10] Zakariya, H. (2006). Islamic Reform In Colonial Malaya: Shaykh Tahir Jalaluddin And Sayyid Shaykh Al-Hadi
[11] Rodgers, Susan (1995). Telling Lives, Telling History: Autobiography And Historical Imagination In Modern Indonesia. University Of California
[12] Daneel, Inus (2005). Fullness Of Life For All - Challenges For Mission In Early 21st Century. Rodopi.
[13] Hamka (1966). Kenang-Kenangan Hidup. Kuala Lumpur: Pustaka Antara
[14] Cukup Allah Sebagai Pelindung: Kisah Hamka Di Penjara Sukabumi". Republika. 26 November 2011
[15] Hashim, Rosnani (2010). Reclaiming The Conversation: Islamic Intellectual Tradition In The Malay Archipelago. The Other Press.
[16] Hamka, Afif (2008). Buya Hamka. Uhamka Press
[17] Hamka, Rusydi (1983). Pribadi Dan Martabat Buya Prof. Hamka. Jakarta: Pustaka Panjimas.
[18] Ibid, Hamka Rusdy (1983)
[19]  Wikipedia.Org/Wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah
[20] Www.2lisan.Com/3408/Biografi-Prof-Dr-Hamka-Buya.